Tuesday 5 March 2013

manjat ranukumbolo (part 1)


angle dan frame dari foto diatas benar-benar sangat umum, beberapa pendaki mungkin langsung mengenalinya.
ya.. itu Ranukumbolo, cekungan berisi air (danau) di kaki gunung semeru. berikut koordinatnya -8.051278,112.917255 (http://bit.ly/rnkmbl).
Ranukumbolo masuk dalam lingkungan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru.
berikut ini catatan perjalanan saya menuju tempat itu :D



22 Desember 2012
saya dan 4 orang lainnya Ragil, Nian, Stev dan Vivit sudah berada di rumah Pras untuk mengumpulkan logistik dan barang pribadi yg akan dibawa. logistik dihitung berdasarkan rencana waktu perjalanan. kami merencanakan paling lambat 4 hari perjalanan sudah harus selesai. maka berikut ini barang-barang yang harus naik ke punggung saya. urutannya
  • tas carrier dilapisi kantong sampah jumbo dan matras;
  • beras 2,5 Kg;
  • Spageti 1 kantong (mungkin 250 gr);
  • beberapa bungkus mie instan;
  • 1 kg kurma;
  • 2 pack bumbu spaghetti;
  • Tisu Basah;
  •  kolor batik favorit saya;
  • sarung;
  • balaclava super tebel;
  • mantel hujan;
  • plastik tebal super jumbo;
  • headlamp;
  • kamera poket;
  • kamera pinjeman mas Sujoko;
  • tripod;
  • 1box roll film;
  • obat-obatan; dan 
  • benda-benda lain yang bahkan saya sudah lupa :D
rute berkendara yang harus ditempuh adalah :
Surabaya (Bungurasuh) > Malang (Arjosari) > tumpang > Ranupani

23 Desember 2012
05.30 WIB
dengan diantar oleh Ibunya Pras, kami berangkat ke Terminal Bungurasih. dari terminal ini kami naik bus patas AC ke arah terminal Arjosari malang. di terminal Arjosari (-7.933669,112.658894) kami bertemu  Mbak Ita dan Mas Dwikun yang sudah menunggu untuk berangkat bersama. kami berenam menyewa angkot ke arah Tumpang.

± 10.00 WIB
kami sampai di Tumpang dan menunggu jemputan truk sayur untuk melanjutkan perjalanan ke Ranupani. disini setidaknya kami bertemu 2 grup pendaki yang akan sama-sama mendaki semeru. 1 grup berisi pemuda-pemuda kocak yang terlihat sangat kompak dengan gurauan mereka. grup lain dari Jakarta beranggotakan 4 laki-laki dan 2 wanita berjilbab panjang. seorang yang terlihat dituakan dalam grup ini bernama Imam.

± 10.30 WIB
dengan menaiki truk sayur, kami menempuh 2 jam lebih perjalanan dari Tumpang ke Ranupani. sepanjang perjalanan diatas truk, kami disuguhi pemandangan jurang di sisi kiri-kanan kami, sementara medan yang dilewati truk hanya berwujud jalan dengan balok beton dan terkadang hanya tanah bebatuan dengan lebar kurang dari 1 mobil / truk. sehingga bila kami berpapasan dengan kendaraan lain maka salah satunya harus mengalah lebih minggir ke arah tebing atau jurang. perjalanan yang benar-benar horor feel sekaligus senang, tidak ada view seperti ini di kota.
perjalanan sedikit terhambat di daerah Ngadas (-7.989591,112.881925). kabut berkondensasi di dedaunan dan menetes menjadi hujan lokal membuat jalan menjadi licin. setelah berpapasan dan mengalah untuk melewatkan beberapa mobil 4WD, truk kami jadi kehilangan momentum menanjak, kamipun turun dari truk. setelah berjuang sekitar setengah jam, truk kami berhasil naik dan perjalananpun berlanjut. kami melewati punggung pegunungan dan di sisi kiri kami terlihat Bukit Teletubbies (sebutan untuk bukit rumput hijau didekat Gunung Batok dan Bromo).

± 13.00 WIB
sampai di Ranupani (-8.012316,112.946062). kami makan siang, menjamak dan meng-Qashar sholat dhuhur dan ashar. perkiraan waktu perjalanan dari Ranupani ke Ranukumbolo adalah sekitar 6 Jam. dihitung dari jam 2 siang maka seharusnya kami akan sampai sekitaran jam 8 malam.

± 14.00 WIB
perjalanan dimulai dengan disapa oleh hujan, mau tidak mau kami harus memakai mantel hujan.
kami mulai trekking ke pos 1. jalan paving menanjak dengan diperlicin oleh air hujan tanpa ampun mulai menghajar kami. trek Ranupani ke Pos 1 kami tempuh selama sekitar 2 jam 10 menit. sepanjang perjalanan, kami sering beristirahat sekitar beberapa detik untuk melemaskan otot kaki dan pundak yang terbebani tas carrier.

sampai di pos 1, kami hanya beristirahat selama 15 menit. trekking dilanjutkan ke pos 2 (Watu Rejeng) yang konon waktu tempuhnya lebih sedikit dari Ranupani - Pos 1. dan benar kami relatif tidak terbebani dengan perjalanan ke pos 2 itu. waktu tempuh ke pos 2 berkisar 1 jam lebih sedikit dengan medan yang masih relatif sama dengan sebelumnya yaitu paving dengan diselingi tanah dan pohon tumbang.
sampai di Pos 2, kami nikmati view Watu Rejeng selama sekitar 10 menit, dan perjalanan pun dilanjutkan ke Pos 3.

jarak antara Pos 2 ke Pos 3 lumayan jauh. bentuk jalan sudah mulai berubah, paving sudah menghilang ditutupi oleh robohan pohon dan longsoran tanah gunung. semetara di sisi kiri adalah jurang.
cahaya mulai meredup, sepertinya magrib mulai turun. terjadi insiden memalukan. betis kiri saya kram ketika akan melewati pohon tumbang, disusul betis kanan saya yang kram beberapa detik setelahnya. perjalanan terhenti untuk beberapa saat, Mas Dwikun cekatan memberikan pertolongan pada kaki saya. beberapa menit setelahnya, perjalanan dilanjutkan dengan memakai headlamp masing-masing.

sampai di Pos 3, keadaan sudah gelap total, jurang di sisi kiri kami sudah tak terlihat. hujan masih menghajar kami, sementara pos 3 yang kami harapkan sebagai tempat berteduh sementara ternyata roboh. kami hanya beristirahat sebentar disini.

perjalanan ke Pos 4 dilanjutkan dengan tanjakan ekstrim, kemiringan mencapai 45 derajat ditambah trek yang licin oleh air hujan membuat kami harus ekstra hati-hati. usai melawati tanjakan, medan jalanan becek menanti kami dengan diselingi beberapa jalanan longsor yang hanya menyisakan pijakan selebar 2 kaki orang dewasa.
perasaan lelah bercampur ngantuk mendatangi saya.  demi mengusir rasa ngantuk, saya mulai menggumamkan beberapa ayat Qur-an yang saya bisa.
akibat gesekan yang teratur dan kuat , mantel hujan saya robek dan basah oleh air hujan.
setelah beberapa jam melewati trek gelap gulita dna kedinginan, kami melihat sekumpulan cahaya kecil yang menyala membentuk setengah lingkaran yang lumayan luas.
Ya...itu Ranukumbolo....semangatpun kembali naik, terbayang tempat untuk istirahat dan tidur malam ini.

sampai di pos 4 kami beristirahat sebentar menikmati pemandangan ranukumbolo di depan kami. segera setelahnya kami lanjutkan perjalanan sekitar 30 menit mengitari danau ini demi mencari tempat yang tepat untuk membuka tenda.

± 22.00 WIB
kami sampai di Ranukumbolo. di sekitar koordinat ini -8.051278,112.917255 kami membuka tenda. para wanita mulai memasak sementara saya bertugas mengambil air dari Ranukumbolo dan dilanjutkan menjamak dan qashar sholat magrib dan isya. usai sholat, kami bersiap untuk tidur dengan kondisi seadanya. jaket hangat sudah basah duluan karena mantel hujan robek dan air-pun masuk membasahi, yang lebih parah lagi, sleeping bag jatah untuk saya dan Nian ternyata juga basah.
alhamdulillah saya membawa kantong plastik jumbo dan selembar sarung. asumsi saya, kami berdua bisa mengganti fungsi sleeping bag dengan kantong plastik jumbo ini. saya dan Nian pun sepakat akan ide tersebut.
tengah malam saya terbangun oleh suhu yang teramat dingin dan "hujan lokal" ke wajah saya. saya bangunkan Nian. ternyata perhitungan kami keliru. tenda yang kami pakai adalah tenda musim panas dengan ventilasi super besar di bagian samping bawah. pantas saja kabut masuk ke dalam tenda dan lebih parah lagi, kabut memasuki kantong plastik kami dan berkondensasi menjadi hujan lokal didalam kantong itu.
kami lanjutkan tidur dengan terlebih dulu menyingkirkan kantong plastik basah itu.

24 Desember 2012
± 05.00 WIB
saya terbangun, segera berwudhu di Ranukumbolo, dan segera sholat subuh. pagi itu cuaca cerah dengan kabut pagi menari-nari diatas danau. godaan yang benar-benar menarik saya. segera saya ambil tripod kamera dan perlengkapan tempur. berikut beberapa hasil jepretan disana.















sebuah kewajiban bagi saya untuk menambahkan catatan ini :
terlihat jelas oleh saya perbedaan keadaan ranukumbolo / semeru beberapa puluh tahun yang lalu dengan sekarang. namun begitu, tetap saja keindahan itu masih tersisa.
keindahan yang terpampang pada foto-foto diatas dapat saja berakhir seiring dengan berakhirnya kepedulian kita pada alam.
bawalah kantong sampah ketika mendaki, kembalilah dengan membawa sampah anda.

bersambung ke Part 2


No comments:

Post a Comment

"berkatalah yang baik atau diam"