sepertinya, ungkapan judul diatas benar benar sesuai buat jogja. kota itu menyimpan berjuta kenangan dari setiap manusia yang mengunjunginya *lebay dikit boleh lah*.
tanggal 17 mei sampai 20 mei bulan kemaren saya ikut merasakan hawa liburan di jogja yang ramah dan......lengket euyy..*hampir setiap kali keluar penginapan, badan saya langsung lengket kena keringat*...hihihihihihihi
ceritanya, beberapa minggu sebelumnya telah direncanakan sebuah event oleh teman-teman pecinta lensa manual. lokasi yang terpilih adalah Yogyakarta. sayapun mulai menyiapkan jadwal dan menghitung hari *elaaaaah kyk lagu*..maksudnya sih biar tau ada berapa hari yang harus saya ambil cuti demi mengikuti acara itu.
dan tentu saja ada agenda rahasia yang terselip diantara liburan itu, kopdar dengan siapapun MP-ers jogja yang sempat dihubungi (padahal yang dihubungi cuman seorang doank sih *towel2 Ve*)
setelah tanggalan diintip, maka tahulah saya bahwa antara tanggal 17-20 mei adalah hari cuti bersama. sudah pasti pemesanan tiket kereta akan susah. saya dan Mas Joko (beliau adalah partner perjalanan kali ini : selanjutnya disingkat MJ) bergantian memesan tiket KA ekonomi untuk berangkat dan pulang ke jogja.
malam tanggal 16 mei, tas carrier kesayangan mulai diisi dengan :
- stok pakaian selama 4 hari lengkap dengan kolor tidur kesayangan (kalo gak pake kolor-kolor ini dijamin bakal susah tidurnya) ;
- peralatan bebersih ;
- ransel kesayangan yang berisi sarung, print peta dari googlemaps, Nikong, dan 9 roll film yang udah dipilihin ;
- tripod (apa jadinya motret malem tanpa flash atau tripod, pasti shake semua) ;
oke, perlengkapan sudah disiapin dan seorang LM-ers (sebutan untuk member Lensamanual.net) bernama asli Gumilang sudah saya hubungi. dia menyanggupi untuk memesankan penginapan murmer untuk kami selama di jogja.
kamis pagi saya dan MJ sudah duduk dengan nyaman di atas bangku ekonomi KA Pasundan. sedikit fakta soal MJ yang diceritakannya dalam perjalanan selama hampir 7 jam ini adalah :
- MJ pernah berkuliah sampai lulus sambil membagi waktu dengan berjualan. dia tidak jadi kuliah S2 dan memilih untuk menikah, sementara biaya S2 yang ditabungnya akhirnya digunakan untuk membiayai S1 istrinya hingga lulus *cihy banget deh MJ* :D ;
- pada jaman mahasiswa, MJ hobi banget manjat gunung. hampir setiap libur tengah semester atau libur semester selalu diisi dengan acara manjat gunung ;
- MJ baru belajar bermain kamera beberapa bulan ini setelah mendapat warisan sepaket kamera analog bekas kena banjir dari ayah mertuanya *ngakak* ;
jam 13.30 kereta sampai di stasiun Lempuyangan. diujung pintu kereta, gadis-gadis belia terlihat berebutan naik, sepertinya mereka akan mudik kearah barat yogyakarta. salah satu diantara mereka (imut dan cantik dengan jilbab modisnya) menanyakan nomer gerbong kepada saya, yang langsung saya benarkan...
"aahhh andai saja tujuan saya ke bandung..mungkin kita akan satu kereta nduk" *ngomong dalam hati doank*..hihihihihi
ups...stop ngayalnya....waktunya dhuhuran. saya dan MJ bergantian sholat dhuhur sambil menjaga barang bawaan kami.
usai sholat dhuhur laparpun melanda, sementara tempat penginapan kami berada di dekat balaikota yang berjarak kurang lebih 2,6 Km dari Stasiun Lempuyangan. MJ mengajak berjalan kaki mengingat tidak ada TransJogja yang melewati jalur kami ke arah penginapan. dengan berbekal peta cetak hitam-putih dari google (beneran gak berani pake gugelmaps yang di HP karena takut keabisan baterai dan gak bisa ngontak Mas Gumilang), kamipun melalui rute sbb :
- jl. Lempuyangan : kearah timur melewati flyover lalu ke jl Kompol Bambang Suprapto;
- jl. Kompol Bambang Suprapto : lurus kearah timur, beperapa puluh meter berjalan, kami menemukan tempat makan siang kami, Tahu telor khas Blora. makanan yang cukup familiar dengan lidah saya. tahu digoreng dengan telur kocok lalu dipotong potong bersama lontong, disiram dengan bumbu encer bercampur kuah acar yang berasa asam gurih dan ditaburi kacang goreng (taburan kacang goreng ini yang membuat rasanya lebih mantep). perjalanan dilanjutkan, kami masih harus berjalan kaki hingga perempatan lampu merah-kuning-hijau (disebut semua euy) dan berbelok kanan ke jl. Ipda Tut Harsono / Jl Timoho ;
- jl. Ipda Tut Harsono / Jl Timoho : saya bingung, di google maps jalan ini dinamai jl . Ipda Tut Harsono namun di sana jalan ini dinamai Jl. Timoho. lurus ke arah selatan hingga perempatan lagi maka kami sudah sampai di depan balaikota, penginapan kami adalah Wisma BKKBN yang berada di arah timur balaikota, tepatnya di Jl. Kenari ;
berjalan sejauh hampir 3 Km selama 1 jam sambil membawa tas carrier memang bener-bener melelahkan. alhamdulillah siang itu kami terbantu dengan cuaca jogja yang berawan, jadi terik matahari siang tidak terlalu menguras tenaga kami. sampai di penginapan, kami langsung diantarkan menuju kamar kami, lumayan juga, dengan harga per kepala per malam Rp. 60.000,- kami sudah mendapatkan kamar dengan AC dan saluran TV mancanegara.
sudah hampir sore dan kami selesai bebersih. rencana selanjutnya adalah ke malioboro. ada agenda dadakan yang semestinya batal dilakukan, namun dengan izin Alloh SWT, agenda itu tiba-tiba bisa dilaksanakeun sodara sodara... *ngekek*
dan agenda itu adalah...kopdar dengan Vera...uhuyyy..ehemmm..uhukkk...
saya siap dengan tripod dan ransel mini yang berisi Nikong, beberapa rol film dan sarung, sementara MJ hanya membawa DSLR kesayangannya. dan kamipun kembali berjalan kearah malioboro (sejauh 3 Km lagi). bener bener bekpeker ngirit.
sampai di malioboro, adzan berkumandang dari masjid kantor gubernur, saya dan MJ memutuskan untuk magriban disana, sementara Vera masih terjebak diatas transjogja.
usai sholat magrib, ternyata ada dzikir bersama (tahlilan) rutin. kamipun tertahan, dan mengikuti tahlilan sampai selesai..daaaann..jengjreeeeng..dapet bonus nasi kotak masing-masing untuk saya dan MJ *lumayan, jatah makan malem*
okehh...Vera udah nyampe dan selesai sholat di mesjid dekat BIC (sampai sekarang pun saya enggak tau dimana BIC berada). gathering pointnya ditentukan di depan gubernuran. kami bertiga pun bertemu.
Momen yang pas, liburan panjang membuat Jl Malioboro jadi lautan manusia, kami bertiga akhirnya mencari tempat yang nyaman untuk sekedar ngomong ngalor-ngidul. pilihanpun jatuh pada Cafe Raminten, tempatnya ada di lantai 2 Mirota Batik.
Vera yang jadi penunjuk jalan, sementara saya dan MJ mengekor sambil kebingungan nyari jalan. dengan susah payah menembus kerumunan pengunjung Mirota Batik, kami sampai di dalam Cafe Raminten, suasananya lumayan nyaman dengan pencahayaan yang romantis..uhuyy...
tapiiiii....MJ menangkap pemandangan yang aneh. di ujung tempat duduk atas ada segerombolan laki-laki yang berpakaian ketat dan berdandan seperti wanita...olalaaaa..kami salah momen...sepertinya malam itu waktunya manusia-manusia "dual-mode" berkumpul disana. cepet-cepet kami bertiga kabur dari situ. dan dengan kebingungan, kami masih mencari tempat lain.
kami bertiga berjalan kearah selatan hingga akhirnya menyerah di perempatan diseberang Monumen 1 Maret, sambil menunggu jam 8 (Vera harus pulang pada jam itu) kamipun nyepot disana, Mj mulai mengambil beberapa gambar, dan saya mulai membongkar tripod.
berikut ini sebagian kecil hasil jepretan malam itu.
lelaki dalam foto diatas adalah MJ :D
hasil jepretan lengkapnya ada di album ini.
nb : 2 gambar berisi foto Vera tidak dipublikasikan karena tidak mendapat ijin dari ybs. :D
waktu menunjukkan pukul 19.30, waktunya Vera balik ke alamnya kosannya :D
sementara saya dan MJ harus balik ke penginapan, hari ini saya dan MJ sudah berjalan hampir 6 Km, gak mungkin kalau harus berjalan lagi ke Wisma BKKBN. kami bertiga memilih naik Transjogja dari halte di depan Vredeburg (yaiyalaaah..halte yang lain jaraknya jauuuh banget). kamipun mendapat arahan dari Mbak penunggu halte, saya dan MJ dapat jatah naik duluan dan kami berpisah dengan Vera disini diiringi dengan lagu indonesia raya...*halah, opoooo iki* :))
kali pertama naik Transjogja, dengan pedenya saya berdiri tanpa berpegangan. belum beberapa meter bis berjalan, saya sudah sempoyongan. goyangan bis macem gini bisa bikin ibu hamil langsung melahirkan di tempat, dan bisa bikin cowok ganteng dan gagah jadi terlihat culun. daripada keculunan saya terulang, maka saya lebih memilih berpegangan pada gantungan yang tersedia, tentu saja hal ini tetap saya lakukan dengan tetap membayangkan resiko penumpang lain akan pingsan teracuni bau ketiak penuh keringat dari seorang lelaki ganteng yang telah berjalan kaki sejauh 3 Km lebih sejak sore.
oke bek tu topik, sesuai arahan Mbak penunggu halte tadi, kami turun di halte jl. Kusumanegara. disinilah awal kekonyolan terjadi.
harusnya kami turun di halte jl kusumanegara yang ke-2, bukan halte yang ini. . apa mau dikata, kami akhirnya jalan lagi sekitar 1 Km, melewati jl. Cendana dan kembali ke arah jl. Kenari. bener-bener malam yg melelahkan.
sampai di penginapan. kami maka jatah nasi dari tahlilan di Masjid Gubernuran tadi.
dan tidak menunggu lama. rasa lelah bercampur kantuk telah sukses mengantarkan kami tidur.
18 Mei, masih pagi dan masih di jogja (walaupun semalem udah mimpi jauh-jauh ke jepang cuman buat nongkrong ngopi doang). suasana di penginapan jadi lebih ramai karena rombongan LM-ers dari bandung (Mang Ujang, Mang Hadiana dan 3 orang yang lain) baru tiba tengah malam ketika saya dan MJ ngorok berjamaah.
pagi itu Mang Ujang (disingkat MU) sudah rapi duluan, dia dan rombongannya lalu berangkat nyetrit di sekitaran malioboro. sementara saya dan MJ masih malas-malasan, bekas perjuangan jalan 6 Km semalam ternyata masih membekas (membekas capek dan menagih jam tidur yang lebih panjang).
usai mandi (mandinya sendiri-sendiri loh), saya dan MJ menyusul rombongan MU ke Malioboro. belajar dari pengalaman malam sebelumnya, kami langsung menuju halte terdekat yang berada di blok sebelah belakang penginapan kami. disana kami menemukan rombongan MU sudah selesai sarapan di warung sekitaran halte.
MU curhat soal sarapan paginya :
"tau gak sih, tadi kami sarapan kupat tahu, bumbunya kyk kuah, enceeeer banget, udah gitu asem...gak kyk kupat tahu di bandung sana"...
mendengar curhat itu, saya cuman nyengir, karena siang hari sebelumnya, saya dan MJ kekenyangan makan makanan seperti itu...dannn...enak kok...
mungkin lidah bandungnya MU masih perlu beradaptasi dengan lidah jogja.
gak lama kami menunggu, bis Transjogja yang goyangannya seheboh wahana tornado pun datang. kami menumpang hingga halte Taman Pintar. turun dari halte, kami langsung memainkan kamera masing masing.
numpang narsis dikit, pake kamera pinjeman (foto nyulik punya Mang Hadiana dari sini)
MU dan rombongannya asik mengabadikan gedung BI dan kantor pos, sementara saya dan MJ yang masih kelaparan langsung menyerbu lapak soto kaki lima di depan gedung BI.
review sarapan kami :
Soto Jogja
- lokasi : parkiran depan gedung BI, Jogja
- harga : Rp. 5000 / porsi
- rasa : uenaaaaaakkk (mungkin karena kombinasi rasa lapar dan penasaran)
- penyajian : mangkuk soto disajikan dengan ditumpuk 2 lapis, tujuannya agak penikmat soto tidak kerepotan mengatasi panasnya mangkuk pertama.
kenyang menikmati soto pagi, saya dan MJ lanjut memotret kantor pos hingga ke Vredeburg (MJ dan rombongannya udah duluan).
nah ini patung yang sudah jadi inceran semalam :D
aahh lupa nge-crop frame item itu
nb: foto-foto vredeburg yang lain ada disini yah
1 jam ngubek-ubek Vredeburg, kami berpindah ke Mirota Batik, masih sama dengan malam sebelumnya, tempat ini ramai. saya yang dari awal ngincer canting dan perlengkapan membatik hanya bisa membeli beberapa biji canting dan sebongkah lilin cokelat dengan bonus tanya jawab dengan boso kromo alus dengan simbok pembatik disana.
berikut suasana di dalam Mirota Batik (foto nyomot dari sini)
karena hari itu adalah Jum'at, maka tidak menunggu adzan, setelah nyetok beberapa kotak Bakpia, saya dan MJ balik ke penginapan dan priper untuk sholat Jum'at di masjid Balaikota.
karena hari itu adalah Jum'at, maka tidak menunggu adzan, setelah nyetok beberapa kotak Bakpia, saya dan MJ balik ke penginapan dan priper untuk sholat Jum'at di masjid Balaikota.
usai sholat Jum'at, dengan masih bersarung, kami langsung ke warung simbah di depan penginapan. berikut reviewnya :
Warung Mbah (lupa namanya)
rasa : superrrrrrrr ;
harga : per porsi Rp. 5.000,-an ditambah lauk Rp. 2.000,- dan keripik tempe Rp. 500,- per lembar ;
penyajian : standar.
suhu jogja benar-benar panas ketika siang. siang itu kami memilih berisitirahat siang di penginapan sambil menyusun rencana motret sore ke Prambanan.
rencana tinggallah rencana, kami bablas tidur hingga jam 4.30, sudah terlalu sore untuk naik bis ke arah Prambanan.
18 Mei, setelah magrib.
rombongan MU sudah berpindah ke penginapan yang lebih dekat dengan lokasi acara Ultah LM.net, rombongan dari LM-jatim datang mengisi kamar kosong yang ditinggalkan MU dan rombongannya. agenda malam itu adalah mengisi perut gerombolan LM-Jatim termasuk saya dan MJ. setelah muter-muter ke arah UIN, Gejayan dst. kamipun memilih untuk makan nasi gudeg di sekitaran Tugu.
yaaayyy..motret tugu yang saya inginkan bener-bener terwujud. setelah menemukan warung gudeg langganan Mas Iwan (salah satu pentolan LM-Jatim), saya segera meminjam tripod dan bersiap memotret Tugu.
untung tak dapat ditolak, malangpun demikian *eh*...datang segerombolan ABeGe memenuhi tugu dan.....merusak pemandangan...hiiiih *mecucu*
mereka pada narsis berlama lama disana, sementara saya di pojokan barat tugu dengan manyun menunggui mereka pergi dari spot itu. seorang teman memberikan ide pada saya untuk me-motion-blur-kan saja mereka, dan sayapun mengikuti saran itu. berikut ini hasilnya :
kesampaian juga hasrat memotret tugu (walaupun hasilnya underexposed)...hihihihihi.
usai menyantap seporsi nasi gudeg, kami kembali ke penginapan untuk istirahat malam dan menyiapkan diri untuk acara inti besok pagi.
19 Mei, Pagi
pukul 07.30 kami sudah standby di luar kompleks Makam Kota Gede, pembagian kaos disusul pembagian kelompok untuk nyetrit di dalam Kompleks Makam dan perkampungan Kotagede pun dimulai. berikut beberapa jepretan saya.
pintu masuknya nih
nah ini tembok dibelakang pintu masuk (ndak tau namanya)
menara Jam (under exposed)
masuk dikit ke kediaman abdi dalem (atau juru kunci mungkin)
nah ini Gapuranya
eh ada tulisannya
beralih ke perkampungan warga yang suempiiiiiiiit tapi bersiiiiiiiiiih
pssst...sisa foto yang lain ada di album Kotagede yak :D
sayang banget 1 roll berisi jepretan perkampungan ini gagal terdevelop. jadi...saya pinjemin poto teman2 LM deh buat visualisasi :D
sayang banget 1 roll berisi jepretan perkampungan ini gagal terdevelop. jadi...saya pinjemin poto teman2 LM deh buat visualisasi :D
nah poto dibawah ini jepretan Kang Iwa yang di post dimarih (punten Kang Iwa, nyomot gak bilang-bilang) :
hampir 1 jam blusukan masuk gang-gang sempit, sampailah saya di Omah UGM, berikut penampakannya (tetep nyulik dari poto punya sodara-sodara LM karena roll saya gagal) :
yang ini dari mas Ngatemo :
nah yang ini model paling laris di Omah UGM
dijepret oleh Mas yang punya profile disini.
(dijepret oleh Mang Hadiana).
selesai rangkaian acara pagi, kami dipersilahkan kembali ke penginapan masing-masing untuk leyeh-leyeh sambil nungguin penutupan. namun beberapa orang termasuk saya dan MJ memilih untuk menghabiskan roll film kami ke Tamansari.
berikut ini beberapa jepretan nikong :
pintu masuknya
lorongnya bikin sesek...jangan-jangan saya claustrophobia yak
tangga naik ke "ruang oval"
andai punya lensa yang lebih lebar lagi..*ngayal*
salah satu jendelanya
sekeluar dari lorong-lorong itu, si Niko tiba-tiba macet, dan memerlukan usaha ekstra keras untuk mengeluarkan roll yang sudah terekspose dari tubuhnya. dengan kondisi darurat semacam ini (kamera cuman sebiji, macet pula). maka mulailah cara darurat dilakukan :
- keluarkan sarung dari tas ;
- masukin Niko kedalam tas ;
- tutupin lubang tas pake sarung ;
- bongkar body Niko di dalam "darkroom" dadakan ;
yess...roll yg habis udah sukses dikeluarkan, roll fresh dimasukin dan, Niko pun menjepret kembali.
hidran euy...*geje*...
btw, album lengkap edisi Tamansari ada disini yah :D
hampir magrib ketika kami keluar dari tamansari. salah satu teman harus segera pulang ke Surabaya. dan saya dan seorang teman yang lain kebagian tugas mengantar ke bandara...
degggg *langsung kebingungan*.....
baru 3 hari kenalan dengan Jogja udah harus jadi Navigator. alhamdulillah Mas Iwan, memberikan petunjuk ke arah Bandara Adi Sucipto.
berbekal petunjuk arah dari Mas Iwan dan gugelmaps serta signal GPS si Samsul (hape saya) yang matek-urip kami bertiga berangkat (mengingat waktu keberangkatan pesawat kurang dari 1 jam).
beberapa menit perjalanan lancar melewati Jl. Timoho hingga ujung di pertigaan UIN, kami berbelok ke kiri menuju arah Bandara.
waktu keberangkatan tinggal 45 menit dan macet menjebak kami hingga sampai di bandara menyisakan 15 menit waktu menjelang keberangkatan.
*ngelus dada bareng-bareng deh*....
malam hari setelah isya, acara penutupan digelar di Wisma Martha. hidangan malam itu adalah 2 gerobak angkringan nasi kucing dan lauk-pauknya.
nyamnyam deeeeh...*ngabisin nasi kucing + kopi jahe*
acara ditutup dengan bonus sesi motret model bareng....*langsung hilang mood*
alhamdulillah kali ini modelnya berpakaian adat jawa dan lebih tertutup *tetep gak mau motret, karena Niko udah terlanjur dimasukin bengkel*
20 Mei, pagi. saya dan MJ bangun pagi-pagi dan nyari sarapan.
20 Mei, pagi. saya dan MJ bangun pagi-pagi dan nyari sarapan.
btw, sarapan kali ini hampir mirip dengan soto jogja depan BI yang uenaak itu. cuman lebih kumplit penyajiannya dengan kecambah mini, dan kripik tempe.
review :
soto jogja (lagi) :
rasa : lidah emang gak pernah bohong, walaupun sederhana, Soto BI tetep paling enyaaak. untuk menutupi rasa hambar dari soto pagi itu saya mengucurkan air perasan jeruk dengan agak banyak (taktik menambah nafsu makan).
penyajian : cantik banget, soto kaki lima tapi lengkap banget dengan kripik tempe.
harga : Rp. 5000,- standar harga makanan.
jam 7 tepat kami diantar ke stasiun lempuyangan untuk pulang ke Mojokerto. alhamdulillah gak berjalan kaki lagi sejauh 3 Km..hihihihihihi.
------------------------ END -----------------------
credit goes to :
- Vera, tengkiyuuu udah maksain ketemu walaupun batuk dna sepertinya demam kyk gitu ;
- Mas-mas lensamanual.net, maap yah, gak ngijin dulu fotonya udah saya pakai di postingan ini ;
- Mbak Penjual Tahu Telor Blora, enaaaakk banget ;
- Pakde penjual soto di depan BI, aseli masakanmu uenaaak Pakde ;
- panlok Lensamanual regional Jogja beserta punggawa Kamera Analog Jogja yang udah menggelar event dengan sukses.